Sampang || Detik24jam.id – Menjelang ajang Kerapan Sapi Piala Presiden 2025 yang akan digelar di Lapangan Moh. Noer, SKEP Bangkalan, pada Minggu, 19 Oktober 2025, suasana persiapan mulai terasa semarak. Salah satu tim peserta, Laskar Mojopahit “Bojoku Nakal”, menggelar pertunjukan musik tradisional Saronen pada malam Melek’an untuk menghibur masyarakat dan mempererat kebersamaan jelang kompetisi bergengsi tersebut.
Acara yang berlangsung di area persiapan tim bojoku nakal asal Torjun Sampang itu dihadiri oleh puluhan warga sekitar, tokoh masyarakat, serta para pendukung tim. Dengan penerangan sederhana dan diiringi semilir angin malam, suasana tampak penuh semangat dan kekeluargaan. Irama Saronen yang menggelegar menjadi daya tarik tersendiri, membangkitkan euforia jelang pesta rakyat khas Madura tersebut.
Musik Saronen malam itu dibawakan oleh grup Gaya Putra Tanjung asal Sumenep, di bawah pimpinan Bapak Riyan, dengan Bapak Matnisan sebagai juru kidung atau pelantun syair tradisional. Irama gendang dan tiupan saronen berpadu dengan kidungan yang menggugah semangat, menciptakan nuansa magis yang melekat dalam tradisi Kerapan Sapi Madura.
Dalam keterangannya, Riyan, pimpinan grup Saronen Gaya Putra Tanjung, mengatakan bahwa penampilan ini merupakan bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya lokal.
“Saronen adalah jiwa dari Kerapan Sapi. Setiap tiupan dan gendang bukan sekadar hiburan, tetapi doa dan semangat bagi para joki dan sapi yang akan berlaga di arena,” ujarnya.
Sementara itu, R.H. Aulia Rahman, owner tim Laskar Mojopahit “Bojoku Nakal” asal Torjun, Sampang, menjelaskan bahwa kegiatan malam Melek’an ini menjadi bagian dari tradisi sebelum Kerapan Sapi besar.
“Selain untuk hiburan, acara ini juga menjadi sarana memperkuat solidaritas antara tim dan masyarakat. Kami ingin menjaga semangat gotong royong dan rasa syukur sebelum bertanding,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa persiapan timnya telah mencapai tahap akhir. Sapi-sapi andalan telah melalui latihan intensif untuk menjaga performa terbaik menjelang lomba.
“Kami optimistis dan tetap menjunjung sportivitas. Target kami bukan hanya menang, tapi juga menunjukkan bahwa Madura punya budaya dan sportivitas tinggi,” katanya.
Kemeriahan malam Melek’an ini menjadi bukti kuatnya keterikatan masyarakat Madura terhadap tradisi Kerapan Sapi. Tak hanya sebagai ajang kompetisi, kegiatan ini juga menjadi wadah mempererat silaturahmi dan mempertegas identitas budaya lokal yang diwariskan turun-temurun.
Dengan semangat kebersamaan dan lantunan musik Saronen yang menggema hingga larut malam, masyarakat Bangkalan menutup malam dengan doa dan harapan agar pelaksanaan Kerapan Sapi Piala Presiden 2025 berjalan lancar dan membawa kebanggaan bagi seluruh masyarakat Madura.(MLDN)













